Rabu, 08 Desember 2010

::Andai Dia Tahu::

Bilakah dia tahu
Apa yang t’lah terjadi
Semenjak hari itu
Hati ini miliknya

Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang ku rasa
Mungkinkah dia jatuh cinta
Seperti apa yang ku damba

Bilakah dia mengerti
Apa yang t’lah terjadi
Hasratku tak tertahan
Tuk dapatkan dirinya

Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang ku rasa
Mungkin kah dia jatuh cinta
Seperti apa yang ku damba

Tuhan yakinkan dia
Tuk jatuh cinta
Hanya untukku

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Diminggu pagi yang cerah, tampak dua orang anak sedang bermain di sebuah taman di pinggir kolam.
“io, sini deh!!! Ada ayunan tuh, kita maen ayunan yuk!!!!!” ajak anak perempuan
“yuk, aku juga bosen dari tadi maen kejer-kejeran sama kamu” jawab si anak yang dipanggil Rio tadi
Mereka pun berjalan beriringan ke arah ayunan yang dimaksud.
“Yo, kamu mau janji nggak sama aku???” tanya anak perempuan itu lagi
“Apa???” balasnya lagi
“Janji kamu akan terus nemenin aku sampai kapan pun!!!!” kata anak itu lagi
“Ya iya lah, fy!! Aku akan terus nemenin kamu terus. Karena kamu itu sahabat aku” kata Rio menjawab pertanyaan Ify tadi
“makasih ya, Rio!!! Karena Rio udah mau jadi temen Ify” kata Ify lagi
“Iya!!! Eh, fy!!! Udah sore, pulang yuk!!! Nanti kamu dimarahin sama mama kamu kalo pulangnya kesoean” ajak Rio
“yukk!!! Tapi besok kita kesini lagi ya!!!” balas ify
“OK!!!” balas Rio.
Akhirnya mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Rumah mereka terletak dalam satu perumahan hanya berbeda blok. Ify di blok B, sedangkan Rio di blok D. Mereka bertemu secara tidak sengaja. Saat itu....


::flashback on::

Rio kecil sedang naik sepeda menyusuri kompleks perumahannya sambil menikmati udara sore. Tiba-tiba ia melihat Ify kecil sedang terduduk di tepi jalan dengan sepeda disampingnya. Didorong rasa penasaran, Rio pun melajukan sepedanya ke arah Ify, Rio semakin terkejut tatkala ia mengetahui kalau Ify sedang menangis. Rio kemudian memarkirkan sepedanya dan berjalan mendekati Ify.
“Hai, kamu kenapa?? Kok nangis” kata Rio sambil menyentuh bahu Ify. Merasa ada yang menyapanya, Ify mengangkat kepalanya. Ify menatap Rio heran bercampur bingung, maklum Ify belum pernah bertemu Rio sebelumnya.
“Hey, aku Rio!!! Aku baru pindah disini!!! Kamu kenapa?? Kok nangis???” kata Rio lagi sambil mengulurkan tangannya
“aku Ify!! Tadi aku lagi naik sepeda, tapi tiba” ada motor yang nyalip aku, trus aku kaget makanya aku jatoh!!!!” jawab Ify sambil menjabat tangan Rio
“Ohh, coba sini aku liat lukanya” kata Rio sambil jongkok untuk melihat luka di lutut Ify.
“Sini aku bersihin luka kamu, kamu tahan dikit ya” kata Rio sambil mengusap luka di lutut Ify menggunakan sapu tangan yang dibawanya. Ify hanya meringis menahan perih di kakinya
“Nah, sekarang luka kamu udah bersih, tinggal di obatin aja. Ayo, aku anterin pulang. Kamu nggak mungkin bisa naek sepeda sendirian” kata Rio lagi
“terus sepeda aku kaya’ mana???” tanya Ify lagi
“Sepeda kamu mending dititipin dirumah sodara aku aja, rumahnya deket kok dari sini. Bentar ya aku anterin sepeda kamu dulu” kata Rio sambil menuntun sepeda Ify. Tak lama kemudian Rio kembali ketempat di mana Ify menunggu.
“Sepada kamu udah aku titipin, besok kita ambil. Sekarang aku nterin kamu pulang, yuuk” kata Rio lagi sambil menaiki sepedanya. Akhirnya Ify pun pulang dengan diantar oleh Rio. Sejak saat itu Rio dan Ify pun semakin akrab.

::flashback end::

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Tokk, Tokk, Tokk
“Ify, bangun nak!!! Udah pagi, hari ini kan hari pertama kamu masuk SMA” suara mama Ira membuat jiwa Ify kembali ke raganya
“Iya, ma!!! ini juga udah bangun kok” balas Ify sambil beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi.
Tak lama kemudian Ify keluar kamar dengan dandanan khas murid kelas X yang akan melaksanakan MOS. Rambut di iket sepuluh dengan pita yang berwarna-warni, kaos kaki warna hitam disebelah kanan dan warna putih disebelah kiri, serta kalung yang berisi berbagai macam jenis sayuran mulai dari kacang panjang hingga jengkol dan tak lupa nametag yang bertuliskan namanya beserta nama SMPnya dulu. Ify segera menuju mekan makan, disana sudah ada mama, papa, dan Deva adik satu-satunya.
“pagi semua” sapa Ify sambil duduk di sebelah Deva
“Pagi juga, fy” balas papa dan mama
“Pagi dedep tayong” sapa Ify ke Deva yang masih asik menikmati sarapannya
“Pagi juga kakakku yang...” ucapan Deva terpotong setelah ia menoleh ke arah Ify
“Huuuaaaahaaaaahhhaaa” tawa Deva setelah melihat dandanan Ify
“Sumpah kak, lo udah mirip orang gila yang sering lewat depan rumah. Huahhaaahhhaaa” lagi deva tertawa.
“yee, enak aja lo nyama-nyamain gue sama orang gila. Denger ya, gue itu emang dari lahir udah cantik, jadi mau didandanin kaya’ apa juga tetep aja cantik” kata Ify narsis sambil mengambil sepotong dan mengolesnya dengan selai kacang kesukaannya
“hoekk, kata siapa tuh!!! Lagi khilaf kali tuh orang bisa bilang lo cantik” balas Deva.
“ihh, enak aja. Itu fakta, dev!! Gue tuh emang cantik!!” balas Ify lagi
“suka-suka lo deh, kak!!!” kata Deva kemudian
Mereka kemudian melanjutkan sarapannya masing-masing.
“Fy, hari ini kamu berangkat sendiri atau sama Rio??” tanya papa
“uhmm, aku berangkat sendiri aja deh, pa!!!!” kata Ify lagi
“ya udah, kamu kalo nyetir hati-hati ya. Ini pertama kalinya kamu bawa mobil sendiri ke sekolah, dan papa nggak mau denger kamu nabrak pohon lagi kaya’ waktu itu” pesan papa
“siip, pa!! Waktu itu kan aku masih dalam proses belajar, pa! Jadi maklum aja kalo nabrak pohon” kata Ify lagi
“kak, gue nebeng ya!!!” pinta Deva
‘enak aja!! Lo tadi udh ngatain gue kaya’ orang gila” kata Ify
“Yah, lu mah sama adek sendiri juga, boleh ya kak!!! Kalo boleh, gue kutuk lo jadi cantik deh, kalo nggak gue doain lo biar tambah jelek” rayu Deva sambil memasang muka memelas
“hmm, gimana ya, dev!!! Sebagai kakak yang baik, dan gue juga gg tahan liat muka lo kalo’ lagi memelas gitu, dengan sangat terpaksa gue ijinin deh lu nebeng sama gue” kata Ify akhirnya
“Nah, gitu donk!! Dari tadi napa kak!!!!” kata Deva lagi
“Ma, pa!! Aku berangkat dulu ya!! Takut telat. Kan nggak enak, baru hari pertama sekolah udah telat” kata Ify sambi mencium tangan dan pipi mama serta papanya dan ngacir ke mobilnya.
“Deva, buruan!!!” teriak Ify dari teras
“Ma, pa!! Aku juga berangkat ya!!” pamit Deva, kemudian menyusul Ify yang sudah standby di depan kemudi
“Buru-buru amat sih kak!! Baru jam setengah 7 juga!!!” kata Deva setelah duduk di samping Ify
“diem aja deh lo!! Udah nebeng juga” balas Ify sambil menyalakan MP3 di mobilnya dan tak lama lagu Seize the day dari miliknya Avenged Sevenfold mengalun di mobil Ify. Tak sampai 30 menit mobil Ify sudah terparkir di halaman SMA Putra Bangsa yang sangat populer dikalangan remaja ibukota. Ify pun segera berkumpul bersama siswa kelas 1 lainnya. Beberapa ada yang sudah dikenalnya karena berasal dari SMP yang sama dengannya, termasuk sahabat-sahabatnya yaitu, Sivia, Shilla, dan Agni. Tak lama terdengar pengumuman bahwa seluruh siswa-siswi baru disuruh kumpul di lapangan karena upacara pembukaan MOS akan dimulai. Setelah upacara pembukaan selesai, giliran para anggota OSIS memperkenalkan diri di depan seluruh siswa-siswi.
“Semuanya, saya minta perhatiannya sebentar. Sebelum kita mulai acara MOS hari ini, kami sebagai anggota OSII akan memperkanalkan diri kami, di mulai dari saya Mario Stevano Aditya sebagai ketua” kata Rio
“Saya Alvin Jonathan sebagai Wakil ketua 1” lanjut seorang cowok berwajah oriental tanpa senyum sedikit pun
“Gabriel Stevent Damanik, wakil ketua 2” kata seorang cowok di sebelahnya. (dan seterusnya, kalau ditulis juga bisa” isinya Cuma pengenalan anggota OSIS). Akhirnya kegiatan MOS hari itu berakhir juga.
“Fy,,,,,” panggil seseorang. Ify yang hendak masuk ke mobilnya reflek membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya.
“Eh, Rio!! Kenapa yo!!??” tanya Ify,
“lo bawa mobil kan, gue nebeng ya!! Hari ini gue nggak bawa kendaraan!!!” pinta Rio
“Ya udah nih!! Lo yg bawa” kata Ify sambil menyerahkan kunci mobilnya
Diperjalanan Ify kembali menyetel lagu dari Avenged Sevenfold, namun kali ini yang berjudul Dear God.
“Yo, temen lo tadi yang sipit itu tadi siapa namanya???” tanya Ify
“Oh, si Alvin!! Kenapa??” tanya Rio, tanpa mengalih pandangannya dari jalanan didepannya
“Kok perasaan gue, tuh anak cuek banget ya, terkesan dingin malah. Emang sih gue akui kalau dia cakep. Dan cewe’ mana sih yg nggak melting liat dia” jelas Ify
“hehehehe, bisa aja lo, Fy!! Alvin emang anaknya kayak gitu, cuek dan cool. Trus kalo lo lagi ngomong sama dia jangan heran kalo tanggepannya Cuma kata “ooh”, “ya, udah”, malah kadang” nggak di tanggepin sama sekali” jelas Rio
“lo deket banget ya sama dia???”
“gue sama Alvin temenan dari kita SMP. Tadinya dia nggak sedingin itu fy. Tapi semenjak nyokapnya meninggal dan bokapnya sibuk ngurusis bisnis keluarnya ia jadi berubah cuek bin dingin. Kalo kata gue sih, dia tuh kesepian” kata Rio lagi
“trus kok lo betah sih temenan sama patung???” tanya Ify lagi
“karena dia sahabat gue, Fy!!! Sama kayak lo, walaupun lo cerewet setengah mampus, gue tetep mau jadi sahabat lo kan!!! Begitu pun gue dengan Alvin, gue tetep akan jadi sahabat dia apapun kondisi dia” kata Rio lagi
“yee, enak aja lo bilang gue cerewet” kata Ify tidak terima
“Emang keyataan kok, lo itu CEREWET” ulang rio dengan penekanan pada kata terakhir
“Rioooo...” kata Ify sambil memukul pundak Rio
“Stopp, fy!! Gue lagi konsen nyetir, nih!!!!” kata Rio menghindari Ify. Akhirnya dengan tak rela hati Ify pun berhentti memukul Rio. Tak terasa akhirnya mereka sudah sampai didepan rumah Rio.
“Thanks ya, Fy” kata Rio setelah turun dan posisinya kini digantikan oleh Ify
“Santai aja, yo!” jawab Ify
“Serius nih lo nggak mau mampir dulu??” tawar Rio
“Nggak usah makasih, besok-besok aja. Gue capek banget! Mana harus nyiapin peralatan buat MOS besok. Lo ngasih tugasnya banyak sih” kata Ify
“Resiko jadi adek kelas” kata Rio
“Ya udah deh, gue balik ya, yo! Daaaa” kata Ify sambil menjalankan mobilnya. Rio masih didepan gerbang rumahnya, ia baru masuk kedalam setelah mobil Ify menghilang di tikungan.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

“Gue pulangg......” kata Ify begitu membuka pintu rumahnya.
“Hust, kamu nih, fy. Kebiasaan deh, pulang sekolah bukannya salam malah teriak-teriak” tegus mama.
“hehehehe, iya mama!! Assalamualaikum!!” ulang Ify
“nah, kan harusnya kaya’ gitu. Wa’alaikumsalam. Gimana tadi hari pertama jadi anak SMA???” balas mama
“huft, capek banget, ma!!!” jawab Ify sambil tiduran dipangkuan mama Ira
“Ya udah kalo gitu kamu sekaran ganti baju, terus makan habis itu istirahat” ujar mama lagi
“mama hari ini masak apa, ma???” tanya Ify lagi
“Tadi mama bikin soup ayam kesukaan kamu, udah buruan mumpung masih anget soupnya” suruh mama lagi. Mendengar menu favoritnya, Ify bergegas ganti pakaian dan langsung menuju meja makan. Selesai makan Ify kembali ke kamarnya.
“hmm, enaknya ngapain ya??” pikir Ify
“SMS Rio aja deh” ujar Ify lagi sambil mengambil hapenya. Baru aja ia meraih Hapenya yang di atas meja, ada 1 SMS dari no tak dikenal masuk ke hapenya.

From : 0812345678901

Hai.....

Penasaran, Ify pun segera mengetik balasan.

To : 0812345678901

Siapa ni???

Tak berapa lama kemudian ada SMS balasan dari no. asing tersebut

From : 0812345678901

Ni gue, Debo!!!
Temen SMP lo,
Inget????

“ahh, Debo sms gue!!! Akhirnya setelah gue lost contact sama dia” seru Ify kegirangan. Debo merupakan salah satu temen SMP Ify. Bukan hanya temen, mereka pernah terikat dalam suatu kisah bersama. Namun, kisah mereka terpaksa berakhir tatkala Debo harus pindah mengikuti orang tuanya ke Makassar. Sampai saat ini Ify masih memendam perasaan yang sama seperti saat mereka masih bersama dulu. Itu lah yang menyebabkan Ify betah menjomblo selama ini. Dulu waktu Debo pergi meninggalkannya, Ify sempat jatuh sakit, mama nya sempat khawatir akan kondisi Ify, namun untungnya ada Rio yang selalu menghiburnya.
Kemudian Ify larut dalam keasikannya membalas SMS dari Debo, hingga ia lupa niat awalnya.

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Keesokan harinya Ify berangkat sekolah dengan dandanan seperti kemarin. Kali ini ia berangkat bareng Rio.

Tinn, Tinn, Tinn

Terdengar suara mobil Rio didepan rumahnya, segera Ify menghabiskan sarapannya dan pamitan ke mama dan papanya.
“kak, lo hari ini nggak bawa mobil ya? Trus gue berangkat bareng siapa dong?” kata Deva
“elah, dev!! Lo kan bisa bawa motor sendiri, kalo lo males bawa motor lo bisa bareng sama papa” kata Ify lagi sambil berlalu.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

“Pagi, rio!! Sorry lama ya???” kata Ify yang sudah duduk manis di sebelah Rio
“Baru sadar kalo lo itu lelet banget. Untung gue orangnya sabaran, kalo nggak udah gue tinggal lo” kata Rio sambil menjalankan mobilnya
“Yee,!!! Eh, yo!!! Lo tau masih inget nggak sama Debo???” tanya Ify
“Debo? Debo? Debo cinta monyet lo waktu SMP itu bukan? Yang bikin lo nangis kejer sampe sakit itu?” tanya Rio memastikan
“Iya, ternyata ingatan lo bagus juga” kata Ify
“huu, jangan remehkan mario dalam hal ingat mengingat. Emang kenap tumben lo nanyain dia??” tanya Rio lagi
“Lo tau nggak, kemarin dia SMS gue. Sumpah, gue nggak nyangka, yo! Dia masih inget sama gue. Tadinya gue pikir setelah dia pindah dan kita lost contact, dia bakalan lupa sama gue” cerita Ify semangat. Rio hanya diam mendengarkan cerita Ify. Tapi jauh didalam lubuk hatinya, ia menjerit sakit.
“dia gimana ya sekarang??? Udah lama nggak ketemu tuh anak. Terakhir gue ketemu dia kelas 2 SMP, lama banget ya, yo” lanjut Ify lagi.
“Yo,,,,” panggil Ify karena merasa di cuekin oleh Rio
“Hah, apa fy???” tanya Rio kaget
“Ihh, lo mah gg asik. Dari tadi gue cerita tapi lo nya sendiri malah asik ngelamun. Berasa cerita sama patung deh” kata Ify sambil cemberut
“Yee, siapa yang ngelamun. Tadi itu gue nginget-inget mukanya Debo” kilah Rio
“Ohhh...” jawab ify sambil menyalakan MP3 di mobil Rio dan memilih lagu secara acak, namun lagu yg terpilih sangat menggambarkan perasaan hati Rio saat ini.

Bilakah dia tahu
Apa yang t’lah terjadi
Semenjak hari itu
Hati ini miliknya

“Yahh, mellow amat ni lagu, ganti lah” ujar Ify sambil tangannya bergerak ingin mengganti lagu yang sedang di putar.
“Jangan, fy!! Gg usah di ganti” kata Rio sambil menahan tangan Ify. Sesaat jantung Rio kembali berdetak melebihi dosis yang sewajarnya. Dan rasa itu kembali muncul. Namun segera di tepisnya perasaan itu. Karena ia tidak mau terbawa perasaan itu, karena ia tidak mau semakin terluka.

Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang ku rasa
Mungkinkah dia jatuh cinta
Seperti apa yang ku damba

Akhirnya mereka pun melajutkan perjalanan ke sekolah dalam diam, hanya lagu dari miliknya kahitna saja yang memenuhi mobil Rio. Tapi alasan diam antara Ify dan Rio sangat jauh berbeda. Jika Rio diam karena berusaha menghilangkan perasaannya pada Ify, perasaan yang akhir-akhir ini mengganggu hidupnya, perasaan yang sering mengganggu konsentrasinya, perasaan yang selalu menemani dirinya melewati malam, perasaan yang selalu muncul saat dirinya sedang bersama Ify. Berbeda dengan Ify, ia diam karena sibuk menerka-nerka seperti apa Debo sekarang, apa dia masih sama seperti dulu, apa perasaan debo ke dirinya masih sama seperti saat mereka masih bersama.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

“Arrrgghhhh......” teriak Rio dari kamarnya.
Mendengar teriakan kakaknya, Ray segera berlari ke arah kamar kakaknya. Begitu pintu terbuka, ray terkejut melihat rio sudah terkapar di lantai kamarnya dengan darah segar yang mengalir dari mulutnya dan membasahi lantai kamarnya.
“Kak Rio....” kata ray, sambil mengangkat kepala Rio dan meletakkan di pangkuannya
“Kak, lo kenapa??? Bi okky, mang dadang” panggil Ray
“Iya, mas” kata bi okky dan pak dadang
“ya, tuhan. Mas Rio...” lanjut bi Okky kaget melihat keadaan Rio
“bi, cepet suruh mang udin siapin mobil. Pak dadang, bantu saya ngangkat kak rio” perintah Ray
“baik, mas” kata bi okky dan pak dadang barengan
Tak lama kemudian mobil CRV ray segera melaju layaknya sedang berada di dalam arena balap. Di kursi belakang Rio tergeletak tak berdaya dengan dipangku bi Okky. Sungguh ironis memang, di saat seperti ini, bukan mamanya yang ada disampingnya, melainkan bi okky. Buat rio dan ray, peran bi okky sangatlah berarti dalam hidup mereka, karena dari kecil kedua orang tua mereka sibuk dengan pekerjaannya. Di kursi kemudi, ray mengemudikan mobil dengan pikiran yang tak menentu, yang ada di pikirannya hanya satu, secepatnya tiba di rumah sakit. Ia sudah tidak peduli lagi dengan umpatan dan makian yang ditujukan untuknya dari para pengguna jalan yang lain.

Setibanya dirumah sakit, Rio segera dibawa ke ruang ICU. Di luar Ray menunggu dengan gelisah sendirian. Sedangkan Bi okky sudah pulang duluan naik taksi. Ia sudah memberitahu orang tua mereka yang saat ini sedang berada di Kanada. Mereka berjanji akan pulang secepatnya. Ray pun sudah memberitahu Ify dan teman-teman Rio yang lain. Mereka pun sekarang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Tak lama Ify tiba dirumah sakit dengan diantar oleh Debo. Memang saat Ray memberi tahunya tentang kondisi Rio, ia sedang pergi dengan Debo

“ray, gimana ceritanya, Kok Rio bisa sampe muntah darah??” tanya ify dengan suara bergetar
“gue juga nggak tau kenapa, kak!! Selama ini kak Rio nggak pernah cerita sama gue. Lo tau sendirikan, kak Rio orangnya cenderung tertutup” cerita Ray.
“tadi waktu gue lagi belajar di kamar, tiba” gue denger kak rio jerit kayak orang yang sangat kesakitan. Trus gue sampirin dia dikamarnya, tapi terlambat. Begitu gue sampe di kamarnya, kak rio udh pingsan dan yang bikin gue tambah panik dari mulut kak Rio,.....” ray terdiam nggak sanggup melanjutkan ucapannya. Ify sudah dapat menebak apa kelanjutannya. Seketika tubuhnya serasa dilolosi tulangnya, hampir saja ia ambruk di lantai rumah sakit. Untung Debo yang berada disebelahnya sigap menahan badan Ify agar tidak jatuh. Kemudian menuntun Ify untuk duduk di kursi. Satu persatu teman-temannya Rio pun berdatangan, dimulai dari Gabriel yang datang bersama Sivia, kemudian disusul Alvin, lalu Cakka, dan terakhir Agni yang datang bersama Shilla. Kini mereka bersama menunggu Rio yang saat ini sedang berjuang di dalam ruang ICU
Setelah menunggu hampir 3 jam, akhirnya dokter pun keluar dari ruang ICU. Sontak Ray bangkit dari duduknya yang sama sekali tidak tenang.
“dok, gimana keadaan kakak saya??” tanya Ray pada sosok berjas putih didepannya
“kamu adiknya Rio???” tanyanya balik
“iya, dok! Saya adiknya. Jadi gimana kondisi kakak saya??” ulang ray lagi
“Penyakitnya semakin parah” jawab dokter itu lagi
“Penyakit??? Maksud dokter apa???” kali ini Ify yang bertanya. Namun, dokter itu hanya diam.
“dok, jawab dong!! Sebenernya kak Rio sakit apa??” tanya Ray lagi,
“jadi kamu tidak tau kalo sebenernya Rio itu sakit kanker otak stadium akhir” kata dokter itu lagi.
“dok, dokter jangan becanda. Nggak mungkin Rio sakit separah itu. Selama ini dia sehat-sehat aja” kata Alvin diikuti anggukan dari yang lain
“tapi itulah kenyataannya” kata dokter itu menyakinkan
“tapi kakak saya masih bisa sembuhkan dok!! Dia masih sempat untuk menjalani kemoterapikan??’ tanya ray lagi
“seandainya bisa. Namun, semua itu sudah terlambat. Saat ini kami hanya bisa memberi obat buat menghilangkan rasa sakit, tapi obat itu tidak dapat menyembuhkan” kata dokter itu lagi
“apa kami bisa menemuinya sekarang dok??” tanya Ray lemas
“Silahkan. Yang dibutuhkan pasien saat ini adalah dukungan dari orang-orang terdekatnya” kata dokter itu lagi. Dengan langkah setengah diseret Ray pun memasuki ruang tempat Rio dirawat. Terlihat tubuh Rio yang kurus dengan selang yang terpasang hampir disekujur badannya. Perlahan Ray mendekati ranjang Rio dan duduk disebelahnya.
“kak, kok lo jahat sih sama gue. Kenapa lo nggak cerita sama gue kalo lo itu sakit parah. Kenapa lo lebih memilih memendam semuanya sendiri. Kenapa lo lebih memilih untuk menikmati rasa sakit itu sendiri. Kenapa kak?? Kenapa?? Jawab pertanyaan gue kak??” tanya Ray disebelah badan Rio yang matanya terpejam
“Sebenernya lo anggep gue ini apa sih, kak?? Lo udah nggak nganggep gue sebagai sodara lo lagi, iya??? Kak Rio, please bangun!! Buka mata lo” pinta Ray lagi, namun tetap saja mata itu terus terpejam
“lo inget nggak!! Waktu kita kecil, lo yang selalu belain gue. Kalo ada anak yang ngejailin gue, lo selalu ngelindungi gue. Lo yang selalu nenangin gue, kalo emosi gue lagi meledak-ledak. Terus lo juga yang selalu nemenin gue karena selalu ditinggal mama sama papa. Kita ngelewatin semua ini berdua kak. Tapi kenapa untuk masalah ini lo nggak mau berbagi sama gue” kata Ray lagi, airmatanya semakin deras membasahi pipi tembemnya
“kak, sekarang lo liat gue. Sekarang gue nangis, lo nggak mau kan ngeliat gue nangis. Lo pernah janji kan sama gue, kalo lo akan berusaha buat ngasih apapun yang gue minta. Sekarang gue minta lo bangun, lo buka mata lo, dan hapus air mata gue ini. Ayo kak, gue mohon” pinta Ray sambil menggenggam erat tangan kakaknya.
Tiba-tiba pintu terbuka perlahan, sepintas Ray melihat siapa yang membuka pintu melalui pantulan kaca jendela. Dan ternyata Ify lah yang membuka pintu tersebut.
“ray....” sapa Ify sambil memengang bahu Ray
“gantian gue ya, ada yang mau gue omongin sama Rio” kata Ify lagi. Ray pun mengangguk pelan
“kak, gue keluar dulu ya. Gue harap, semoga waktu gue masuk lagi ke kamar ini, lo udah buka mata lo. OK, kak” kata Ray, lalu berjalan pelan keluar.
Kini Ify pun duduk menggantikan posisi ray. Perlahan digenggamnya tangan rio, seakan memberi kekuatan kedalam raga Rio.
“Hai, pupbay” sapa Ify pelan. Ify sengaja menggunakan panggilan itu, berharap agar Rio mendengarnya lalu bangun dan berkata “Hello, perlu berapa kali gue bilang ke elo, jangan pernah panggil gue dengan sebutan memalukan itu”. Tapi harapan Ify sia-sia, rio tetap saja memejamkan mata kejoranya. Menyembunyikan sinarnya, seakan-akan tak mengijinkan seorang pun menikmati cahaynya
“Yo, lo kok nggak bangun sih. Gue tau lo tuh kalo’ tidur kebo’ banget, taoi sekebo’-kebo’nya elo, kalo lo denger panggilan itu lo pasti bangun dan langsung marah-marah. Tapi kenapa sekarang lo tetep aja nggak bangun???” tanya Ify sedikit terkekeh
“hehehe, lawakan gue garing ya, yo?? Iy gue tau kok, gue nggak akan pernah bisa kayak lo, yang selalu bisa mencairkan suasana dengan lawakan lo. Lo yang selalu bisa bikin gue tersenyum. Lo yang selalu bijaksana dalam menyelesaikan masalah” lanjut Ify lagi sambil menatap Rio lekat-lekat
“Yo, lo kan pernah bilang ke gue, kalo salah satu diantara kita sedang dalam masalah, jangan pernah menyimpan masalah itu sendiri, karena kita itu Sahabat. Tapi kenapa sekarang lo nyembunyiin ini semua dari gue, yo? Kenapa?? Apa lo udah nggak nganggep gue sebagai sahabat lo lagi, apa lo udah bosen sahabatan sama gue?? Lo udah nggak percaya lagi sama gue?? Iya, yo?? Jawab, yo!!!” tanya Ify lagi. Air matanya sudah mengalir deras membasahi pipinya.

Malam ini Ray dan Ify menginap di rumah sakit menemani Rio yang sedang berjuang melawan penyakitnya. Mereka terus menjaga Rio hingga akhirnya mereka berdua terlelap. Ray tertidur disebelah Rio sambil menggenggam erat tangan kakaknya. Sedangkan Ify tidur di sofa rumah sakit.
Pagi harinya, Ray terbangun karena merasa tangan Rio yang berada digengganmannya bergerak.
“Kak, kak Rio!! Lo udah sadar kak!!” kata Ray senang
“Kak Ify, bangun kak!! Kak Rio udah sadar” kata Ray membangunkan Ify
Mendengar berita itu,, Ify terlonjak bangun dari tidurnya.
“Rio, lo udah sadar, yo!! lo tunggu bentar ya, gue panggil dokter dulu” kata Ify sambil bergegas keluar untuk memanggil dokter. Selama pemeriksaan Ify dan Ray menunggu di depan kamar Rio. Tak lama dokter Septian keluar dari kamar Rio.
“dok, gimana keadaan kakak saya??” tanya Ray
“kondisinya masih sangat lemah, walaupun ia telah berhasil melewati satu tahap kritisnya” jelas dokter Septian
“apa udah tidak ada cara supaya kakak saya bisa sembuh, dok??” tanya Ray pelan
“sayangnya tidak ada. Kalau untuk kemoterapi sudah sangat terlambat” kata Dokter septian lagi
“dok, menurut ilmu medis. Umur sahabat saya tinggal berapa tahun lagi??” kali ini Ify yang mengeluarkan suara
“menurut ilmu kedokteran, umur Rio tidak lebih dari 5 bulan lagi. Tapi itu semua tergantung kehendak yang diatas” kata dokter itu lagi.
“maaf dok, pasien ingin bertemu dengan keluarganya” ujar seorang suster yang baru keluar dari kamar Rio
“baik, kalian silahkan bertemu dengan Rio. Tapi ingat, Rio jangan diajak banyak ngomong dulu, kondisinya masih sangat lemah” ingat dokter Septian lagi
Ray dan Ify pun kembali memasuki kamar Rio. Kembali Ify merasa matanya memanas melihat sahabatnya terbaring lemah tak berdaya, dengan selang yang terpasang ditubuhnya. Ray pun merasakan hal yang sama, hatinya menjerit seakan tak rela jika kakaknya menderita. Jika tuhan mengijinkan, ia ingin menggantikan posisi kakaknya saat ini.
“Hai.....” sapa Rio pelan setelah Ray berada di sebelah kanannya dan Ify disebelah kirinya
“gue kok disini, emang gue sakit apa???” tanya Rio lagi.
“kak, lo sampe kapan sih mau nyembunyiin ini semua dari gue. Gue udah tau semuanya kak. Dokter udah cerita semuanya sama gue” jawab Ray. Rio terkejut mendengar ucapan Ray. Tapi, ia berusaha menyembunyikan keterkejutannya
“maksud lo apa, ray?? Gue nggak ngerti” kata Rio lagi berusaha sesantai mungkin
“yo, cukup lo sembunyiin penyakit ini dari kita. Sudah cukup lo menanggung penderitaan ini sendirian” kali ini Ify yang mengjawab pertanyaan Rio
“jadi lo berdua udah tau semuanya. Kalian udah tau kalo gue sekarang sakit. Dan penyakit gue ini nggak mungkin bisa sembuh” kata Rio lagi
“maafin gue karena nyembunyiin ini semua dari lo berdua. Gue sengaja nggak ngasih tau lo berdua, karena gue nggak mau orang-orang yang gue sayang sedih” lanjut Rio
“trus kenapa lo nggak mau ngejalani kemoterapi??” cerca Ray
“Ray, apa kalo gue ikut kemoterapi, penyakit gue bisa 100% sembuh?? Nggak kan. Jadi kenapa gue harus ngejalani sesuatu yang nggak pasti” kata Rio lagi.
“Udahlah fy, ray. Lo berdua nggak usah sedih. Lagian kan gue yang sakit, kenapa jadi lo berdua yang banjir air mata” hibur Rio
“Kak, gue sayang sama lo. Lo harus janji sama gue, lo harus menang ngelawan penyakit ini. gue tau lo bisa. Lo kakak gue yang kuat” kata Ray sambil memeluk Rio. Rio hanya tersenyum mendengar ucapan Ray dan membalas pelukan dari adik satu-satunya
“nggak ray. Gue nggak bisa janji untuk sesuatu yang belum pasti. Tapi gue janji kalo gue akan berusaha” kata rio menenangkan Ray.
Ify yang melihat secara langsung betapa kuatnya ikatan persaudaraan antara Rio dan Ray tidak dapat lagi membendung airmatanya. Ia pun berjalan meninggalkan Rio dan ray berdua. Diluar ia bertemu dengan Debo dan Alvin yang baru datang.
“Fy, rio gimana?? Kok lo nangis lagi??” tanya alvin yang melihat Ify keluar dari kamar Rio dengan air mata yang belum kering di pipinya.
“Rio nggak kenapa-napa. Dia juga udah sadar kok. Kakak kalo mau masuk, masuk aja kak. Di dalem ada ray juga” jawab Ify
“trus kenapa lo nangis??” tanya Debo khawatir
“Aku cuma keinget sama omongan dokter Septian tadi” jawab Ify
“Emang dokter ngomong apa??” tanya Alvin panik
“Dokter bilang, kalo umur Rio nggak lebih dari 5 bulan” kata Ify lagi. Alvin yang mendengar itu pun kaget seketika
“Rio udah tau tentang ini??” tanya Alvin lagi
“belum, gue sama ray nggak tega mau ngasih tau ke Rio. Kita nggak mau Rio semakin menderita. Cukup sudah ia menderita selama ini dengan menyembunyikan semua ini dari kita” jawab Ify lagi
“tapi Rio harus tau, fy!!! Kita harus kasih tau rio tentang hal ini” kata Alvin lagi, ia sudah hendak membuka pintu kamar rio, namun tangan Ify menghentikan gerakannya
“kak, gue mohon. Jangan kasih tau rio tentang hal ini” pinta Ify
“tapi, fy...” balas Alvin
“Kak, please! Gue mohon banget. Jangan tambah penderitaan Rio” mohon Ify lagi. Alvin akhirnya luluh juga.

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Sore itu Ify terduduk lemas didepan ruang ICU, sedangkan didalam ruang ICU itu, Rio sedang berjuang mempertahankan hidup. Ia sudah memberi tahu Ray dan yang lainnya termasuk kedua orang tua Rio yang baru tiba dari Kanada kemarin malam tentang kondisi Rio yang tiba” kritis. Taklama kemudian mereka semua sudah kumpul di rumah sakit. Debo berusaha menenangkan Ify.
Tiba-tiba dokter Septian keluar dari ruang ICU dan meminta semuanya untuk masuk. Rio menyambut mereka dengan sebuah senyuman yang terlihat sangat dipaksakan. Perlahan ditatapnya orang-orang disekelilingnya.
“Semuanya, makasih ya udah mau jagain gue selama gue dirawat” kata Rio pelan. Matanya kemudian beralih menatap Ify di sebelah kirinya
“buat Ify, thaxz banget karena lo udah rela nginep di rumah sakit demi nemenin gue. Makasih karena lo udah mau jadi sahabat gue. Makasih juga karena lo udah berhasil ngisi ruang kosong dihati gue” kata Rio sambil menatap dalam mata Ify. Lama ditatapnya sepasang mata bintang itu. Kemudian pandangnya teralih ke sosok di sebelah Ify
“De, selamat ya. Lo udh menangin hati Ify. Longlast deh buat kalian. Gue selalu doa’n yang terbaik buat lo berdua” kata Rio lagi.
“Makasih yo, semua ini juga berkat doa dari lo” kata Ify menjawab kata-kata Rio. Ia hanya tersenyum mendengar perkataan Ify. Kemudian matanya beralih ke arah Alvin, Gabriel, dan Cakka
“Bro, thaxz banget ya, lo semua udah mau jadi sahabat gue. Thaxz banget buat kerjasamanya selama ini. Gue titip basket sama OSIS ke kalian ya. Lanjutin perjuangan kita selama ini. OK” kata Rio menatap sahabat”nya
“Ma, Pa. Makasih ya buat kepercayaan yang mama sama papa kasih ke Rio selama ini. Maafin Rio, kalo Rio ada salah sama mama dan papa. Maaf juga Rio belum bisa membuat mama sama papa bangga sama Rio. Rio sayang mama papa” kata Rio sambil tersenyum dan menatap kedua orang tuanya
“Rio, kamu jangan bilang kaya’ gitu, nak. Mama bangga sama kamu. Kamu udah berhasil jagaiin Ray selama ini. maafin mama ya, sayang. Karna kami terlalu sering ninggalin kamu” kata Mama sambil mengusap kepala Rio
“Maafin papa juga ya, jagoan papa. Papa nggak bisa jagain kamu. Papa terlalu sibuk sama urusan kerjaan” lanjut papa. Mata Rio kemudian beralih ke Ray. Lama ditatapnya adik semata wayangnya ini.
Mama kemudian menyingkir sejenak dari sisi Rio memberi ruang untuk Ray agar mendekat dengan Rio. Setelah berada tepat disebelah Rio, ray menggenggam tangan kakaknya, berusah memberi sedikit kekuatan untuk kakaknya agar bertahan
“Ray, maafin gue ya, kalo’ selama ini gue cerewet sama lo. Tapi itu semua gue lakuin buat kebaikan lo juga. Maaf kalo gue belum bisa jadi contoh dan kakak yang baik buat lo. Gue belum bisa jagain lo. lo mau kan janji sama gue. Janji kalo’ lo bakal buat bangga mama sama papa” pinta Rio
“Kak, bukan hanya gue yang akan bikin mama sama papa bangga, tapi kita berdua kak. kita berdua akan bikin mama sama papa bangga. Makanya kak, lo harus sembuh. Lo harus kuat” kata Ray membalas ucapan Rio.
“nggak Ray, gue udah nggak sanggup” kata Rio sambil meremas tangan Ray yang menggenggam tangannya, tanda ia sedang menahan sakit yang teramat sangat.
“Semuanya, Rio sayang kalian” kata Rio lagi. Perlahan mata teduh itu pun menutup, meninggalkan duka dihati orang-orang sekitarnya

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Ify terpaku menatap gundukan tanah basah di depannya. Di tangannya terdapat sebuket mawar putih. Perlahan diletakkan bunga itu tepat disebuah nisan bertuliskan “MARIO STEVANO ADITYA HALING”. Sangat berat ia melangkahkan kakinya meninggalkan area pemakaman, ia tak tega meninggalkan Rio seorang diri disini. Kemudian sebuah tangan halus menyentuh pundaknya,
“Fy, udah sore. Kita pulang yuk. Biarin Rio istirahat dengan tenang” ujar pemilik tangan itu
“sebentar, de! Gue mau pamitan dulu ke Rio” kata Ify.
“Yo, gue pulang dulu ya! Kamu istirahat yang tenang ya! Aku janji, akan sering” dateng kesini, kamu tunggu aku ya” kata Ify sambil mengusap pelan nisan Rio. Kemudian ia bangkit dan berjalan meninggalkan makam Rio. Namun langkahnya terasa sangat berat, ia menoleh sebentar ke arah makam Rio sebelum masuk ke mobil. Tanpa disadari oleh Ify, sepasang mata indah sedang tersenyum membalas tatapan matanya dari atas sana.

Sesampainya dirumah Ify meraih novel yang diberikan Ray kepadanya. Katanya novel itu titipan dari Rio saat dirumah sakit. Rio berpesan, agar ia memberikan novel itu ke Ify jika ia “pergi” nanti. Sepintas ia melihat sebuah tulisan yang sangat ia hapal di halaman terakhir novel tersebut, yaitu tulisan tangan Rio. Penasaran, ia pun segera membaca tulisan itu

Dear Alyssa Saufika Umari

Gue tau lo pasti lagi nangisin gue kan? Hahaha, GR banget gue.
Tapi kalau gue bener, maafin gue ya Fy udah buat lo nangis.
Seandainya gue masih punya waktu, gue pasti akan hapus air mata lo
Tapi apa daya gue, fy! Tuhan udah memilihkan jalan gue seperti ini.

Fy,
gue sayang sama lo, tapi bukan sebagai sahabat.
Melainkan sayang selayaknya seorang laki-laki terhadap kekasihnya.
Gue tau, gue salah punya perasaan ini ke elo.
Maafin gue ya, kalo gue lancang suka sama elo, sementara gue tau kalo lo saat ini udah bahagia sama Debo.

Fy,
Gue yakin lo mampu menjadi seorang pianist terkenal. Seandainya gue mampu, gue akan menjadi orang yang berdiri dibarisan paling depan saat konser tunggal pertamamu.
Jaga diri lo baik-baik ya. Gue akan selalu menjagamu dari tempatku sekarang.
Dan gue mohon, tolong kenang gue dengan senyum lo.

With love
-Mario Stevano-

Hujan diluar seakan ikut merasakan kepedihan hati seorang Ify. Kehilangan seorang sahabat cukup membuat jiwanya terguncang. Ify mendekap novel pemberian Rio, seolah-olah ia sedang memeluk Rio saat ini. air matanya kembali membasahi pipinya. Malam ini ia menangis sepuasnya, menumpahkan segala kesedihannya. Dan ia berharap, esok jika mentari mulai menerangi pagi. Ia tidak akan menangis lagi dan ia akan mengenang Rio dengan senyumannya.

-END-

Kamis, 02 Desember 2010

Trimakasih Guru

Intro: G Gm F#m Bm C A A7 G

F#m Bm A E G
Hari ini, adalah lembaran baru bagimu

F#m Bm A E G
Ku di sini, karena kau yang mendidikku

Em F# G
Tak pernah kuragu akan dirimu

E F#m G E A A7
Inilah diriku yang telah engkau ajarkan ..

reff

D A Bm A
Dan bila kami berhasil kelak suatu saat nanti

G D Em A A7
Bukan krena sepenuhnya karna kami

D A D A
Semua karena engkau, semua karena guruku

G F#m Bm Em
Tak tau diriku akan menjadi apa

A D
tanpamu guruku

C Bm Em F G A

E B Cm B
Dan bila aku berdiri tegar sampai hari ini

A E F#m B B7
Bukan karena sepenuhnya karna kami

E B E B
Semua karena engkau, semua karena guruku

A G#m C#m F#m
tak mampu diriku dapat berdiri tegar ..

B E
Terima kasih guru

Rindu Setengah Mati

G Em
aku ingin engkau ada di sini
Am
menemaniku saat sepi
D
menemaniku saat gundah

G Em
berat hidup ini tanpa dirimu
Am
ku hanya mencintai kamu
D
ku hanya memiliki kamu

[chorus]
G E Am
aku rindu setengah mati kepadamu
Cm G
sungguh ku ingin kau tahu
D/F# Em Am D
aku rindu setengah mati
G Em
meski tlah lama kita tak bertemu
Am
ku selalu memimpikan kamu
D
ku tak bisa hidup tanpamu

[chorus]
G E Am
aku rindu setengah mati kepadamu
Cm G
sungguh ku ingin kau tahu
D/F# Em Am D
aku rindu setengah mati
G C D
aku rindu setengah mati
G E Am
aku rindu setengah mati kepadamu
Cm G
sungguh ku ingin kau tahu
D/F# Em Am D
ku takbisa hidup tanpamu
G
aku rindu

Aishiteru

A E
Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku
F#m
saat ku harus bersabar dan trus bersabar
C#m
menantikan kehadiran dirimu
A
entah sampai kapan aku harus menunggu
E
sesuatu yang sangat sulit tuk kujalani
F#m
hidup dalam kesendirian sepi tanpamu
E
kadang kuberpikir cari penggantimu
A
saat kau jauh disana


[chorus]
A E
walau raga kita terpisah jauh
F#m
namun hati kita selalu dekat
E
bila kau rindu pejamkan matamu
dan rasakan a a a aku
A E
kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
F#m
terhapus ruang dan waktu
E
percayakan kesetiaan ini
A
akan tulus a a ai aishiteru


A E
Gelisah sesaat saja tiada kabarmu kucuriga
F#m
entah penantianku takkan sia-sia
C#m
dan berikan satu jawaban pasti
A
entah sampai kapan aku harus bertahan
E
saat kau jauh disana rasa cemburu
F#m
merasuk kedalam pikiranku melayang
E
tak tentu arah tentang dirimu
A
apakah sama yang kau rasakan


[chorus]
A E
walau raga kita terpisah jauh
F#m
namun hati kita selalu dekat
E
bila kau rindu pejamkan matamu
dan rasakan a a a aku
A E
kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
F#m
terhapus ruang dan waktu
E
percayakan kesetiaan ini
A
akan tulus a a ai aishiteru


[bridge]
B G#m
hapus sendiri pikiran melayang terbang
F#
perasaan resah gelisah
E
jalani kenyataan hidup tanpa gairah

B G#m
lupakan segala misi dan ambisimu
F#
akhiri semuanya cukup sampai di sini
E
dan buktikan pengorbanan cintamu untukku
kumohon kau kembali

[solo] A E F#m E 2x

[Japan song] A E F#m D

[chorus]
B F#
walau raga kita terpisah jauh
G#m
namun hati kita selalu dekat
F#
bila kau rindu pejamkan matamu
dan rasakan a a a aku
B F#
kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh
G#m
terhapus ruang dan waktu
F#
percayakan kesetiaan ini
B
akan tulus a a ai aishiteru
F#
wooou wo wooo
G#m F# B
wooou wo wooo

Chord Laskar Pelangi

[intro] A D A D

A D
mimpi adalah kunci
C#m D E
untuk kita menaklukkan dunia
C#m D
pahamilah tanpa lelah
C#m D E
sampai engkau meraihnya

A D
laskar pelangi
C#m D E
takkan terikat waktu
F#m C#m
bebaskan mimpimu di angkasa
D E
raih bintang di jiwa

[chorus]
A D
menarilah dan terus tertawa
A D
walau dunia tak seindah surga
F#m D A E
bersyukurlah pada Yang kuasa
F#m D Bm
cinta kita di dunia
E A
selamanya

[interlude] A D 2x

A D
cinta kepada hidup
A D
memberikan senyuman abadi
Bm C#m
walau hidup kadang tak adil
D E
tapi cinta lengkapi kita

Bm C#m
lalalalaaaaa
D E
haaa ha haaaaa

Bm C#m
laskar pelangi
D E
takkan terikat waktu
Bm C#m
jangan berhenti mewarnai
D E
jutaan mimpi di bumi

[chorus]
A D
menarilah dan terus tertawa
A D
walau dunia tak seindah surga
F#m D A E
bersyukurlah pada Yang kuasa
F#m D E
cinta kita di dunia

A D
laskar pelangi
A D E A
takkan terikat waktu

Rabu, 13 Oktober 2010

Selamat Tinggal Kekasihku .. (Cerpen)

“ Au ... Hiks .. hiks .. hiks .. mamaaaa .. sakitt .. “ terdengar tangisanku di sebuah taman yang indah . Aku terjatuh dari ayunan ketika sedang bermain .

“ Haii .. Kamu kenapa nangis ?? “ tanya seorang lelaki yang terlihat seumuran denganku

“ Kaki sama tanganku luka soalnya aku jatuh dari ayunan itu .. hiks “ kataku kepada lelaki itu sambil menunjuk ayunan itu .

“Sini aku obatin .. Sebentar yah “ kata lelaki itu ( lagi ) sambil masuk ke rumahnya. Tidak lama dia keluar dari rumahnya dengan sebuah kotak p3k dan langsung mengobati lukaku .

“ udah selesai .. “ katanya langsung merapihkan kotak itu .

“ Makasih . Nama kamu siapa ? Nama aku Sivia “

“ Nama aku alvin “

“ Kamu orang baru disini yah ? “

“ Ia , rumahku disitu “

“ Oh , aku pulang dulu yah, udah sore .. Besok kita main lagi dehh .. “

“ Ia .. dadah sivia .. “

“ dadah alvin “

Semenjak saat itu , aku dan alvin sering bermain bersama . Sudah 2 tahun kami bersahabat . Hingga suatu saat Alvin menghilang . Ia tak ada dirumahnya . Aku sangat bingung . Akhirnya ku dapatkan sepucuk surat yang di berikan oleh pembantunya kepadaku . Surat itu dari Alvin . Aku kembali ke rumahku dengan surat yang ku dapat dari alvin lewat pembantunya . Aku kaget mendengar hal itu . Hal yang di tulis alvin .

Dear Sivia ,

Sivia , Maaf yah . Waktu itu aku pergi tanpa izin kamu . Aku harus pindah ke Australia karena Ayahku pindah tugas secara mendadak . Aku mungkin Kembali 3-4 tahun lagi . Sekali lagi aku minta maaf yah Vi .

Dari ,

Sahabatmu ..

Alvin

Huaa .. Air mataku mengalir deras setelah membaca surat itu . Alvin jahat ! aku benci padanya . Walau kami merupakan sahabat terbaik . Tapi , dia telah mengecewakanku . Aku akan berusaha melupakannya . Walau umurku masih 7 tahun , aku sudah merasakan persahabatan terindah itu .

10 TAHUN KEMUDIAN

Sudah 10 tahun , alvin tak pernah kembali untuk menemuiku . Mungkin Dia sudah lupa padaku . Hari ini adalah hari persahabatan kami . Sudah 10 tahun aku berusaha melupakan nya , tapi aku tak bisa .

Pagi ini adalah awal bagiku untuk masuk kuliah . Aku bangun sangat pagi . Aku Segera mandi dan menggunakan pita pink pemberian alvin 10 tahun yang lalu untuk menghiasi rambutku . Setelah sarapan , aku di antar oleh pak tejo , supirku untuk pergi ke sekolah .

Tak butuh waktu lama untuk pergi ke universitasku itu . Baru 15 menit di perjalanan , aku sudah sampai disini . Ku lihat Shilla berdiri di depan papan pengumuman . Ku hampiri saja dia . Shilla adalah sahabatku

“ Hai Shilla .. lo sekolah disini juga ? “

“ Ia Vi , lo ngambil jurusan apa ?”

“ gw ngambil jurusan ke dokteran .. kalau lo ? “

“ sama dong .. “

“ lo lagi ngapain ?? “

“ nyari kelas .. gw belum nemu kelas nih .. “

“ bentar , gw liat dong “

“ ya udah ,, “

“ Sivia sivia sivia sivia ... nah dapet ruang 1 a “

“ shilla shilla shilla shilla .. nah ini lo shill .. hore kita sekelas .. :D “

“ hahha ... kok lo nyari cepet banget sih vi ? “

“ via gitu loh ... “

“ hehehe .. ia dahh .. eh gimana ama sahabat kecil lo .. sii .. al .. “

“ Alvin “

“ ia itu .. “

“ Au ah .. udah yokk .. auuu “

“ Napa vi ?? “

“ Kaki gw kesemutann .. auu ,.. sakitt banget sumpah “

“ Ayoo .. pelan – pelan aja jalannya .. gw bantu .. “

“ iia .. “ kataku sambil mencoba berjalan .

“ Auu .. “

“ eeee .. “ kata cowo yang kontak langsung menahan tubuhku

“ eh , makasih yah .. “

“ sama – sama .. kamu gak apa – apa ? “

“ enggak kok .. kaki ku Cuma agak kesemutan doang .. “

“ mau aku bantu jalan ?? “

“ mm .. gk usah makasih .. “ tolakku halus

“ oh ia .. nama gw Gabriel “

“ Sivia .. “

“ Shilla .. “ kata shilla yang merasa di cuekin dari tadi

“ Napa lo shill .. nyambung – nyambung aja .. “

“ abis gw di cuekin .. “

“ Maap shill .. hehe .. ya udah .. gabriel , gw ama shilla ke kelas dulu yah .. kaki gw udah gpp kok .. “

“ oh ya udah .. hati – hati yah “

“ ia .. “ kata ku sambil berlalu karena tanganku sudah di tarik shilla ..

Aku dan Shilla pun masuk ke ruangan dan mengambil bangku yang bertempat paling pojok di barisan ke 3 dari depan . Aku langsung mengeluarkan buku diaryku , memasang earphone sambil mendengar lagu dari ipod ku . Aku pun menulis sesuatu di buku itu . Terdapat fotoku dan seorang laki – laki sedang bermain ayunan , perosotan , perahu kano di halaman depan buku itu . Tiba – tiba Gabriel masuk ke kelas dan duduk di belakang mereka .

“ Ehm .. vi , belakang lo cowok yang tadi loh .. “ Kata Shilla pelan kepada ku . Namun , Aku tidak mendengar . Aku asik menulis tanpa menyadari air mataku telah menetes . Shilla , Sahabat lama ku menyadari bahwa Aku menangis . Ia tak mau mengganggu aku . Ia pun membiarkan ku menangis begitu saja . Sampai gabriel memegang pundak ku pelan . Aku kaget . Aku langsung menghapus air mata ku dan Melepas earphone sambil menghadap ke belakang .

“ Eh Gabriel , kamu duduk di situ ya ? “

“ kamu abis nangis ya vi ? “

“ enggak kok .. “ ketika iel akan bicara , dosen mereka masuk . Sivia selamat deh .

* Pulang Kuliah *

“ Sivia “ kata iel sambil memegang pundak sivia tiba – tiba

“ eh kodok copot .. “ latah sivia kumat

“ hahaha .. kamu latah yah ?? “

“ ah , gabriel .. ngagetin aja .. hehe .. kenapa gabriel ? “

“ Manggilnya iel aja .. minta no hp kamu dong .. “

“ boleh kok .. sini .. “ Kata sivia sambil mengetik no hp nya di handphone gabriel .

“ dah .. aku pulang dulu ya yel .. bye “ kata sivia sambil berlalu

“ makasih yah vi .. “ kata iel setengah berteriak karena via sudah mulai menjauh

Aku dan Shilla langsung menuju rumah Shilla . Entah mengapa , Sepertinya shilla ingin berbicara suatu hal penting kepadaku . Ia memintaku untuk ikut ke rumahnya .

Di rumahnya Shilla . Ia berkata , bahwa ia tak sengaja melihatku menangis . Ia menanyakan sebabnya . aku tidak bisa bohong kepada sahabatku ini , aku pun berkata sejujurnya . Kalau aku kangen dengan sahabat kecilku . Tetapi , Shilla menasihatiku untuk melupakan Alvin . Karena ia mungkin sudah tak ingat lagi dengan ku .

2 TAHUN KEMUDIAN

Udah 12 Tahun Alvin gk ada kabar . Baru saja kemaren sore Iel menyatakan cintanya pada ku . Aku pun menerimanya . Karena , aku merasa cocok dengannya . Kemaren tepat 12 tahun persahabatan ku dengan Alvin .

FLASH BACK ON

Aku terus menunggu alvin di taman tempat biasa aku bermain dengannya . Mulai dari jam 1 siang sampai jam 7 malam , Alvin belum datang juga . “ Aku rindu setengah mati kepadamu .. “ aku kaget . Hp ku berbunyi . Dengan cepat , ku lihat Handphoneku . Aku berharap Alvin meneleponku . Ternyata Gabriel . Ia memintaku untuk pergi ke Cafe Romantis . Aku menurut saja lah . Lagi pula , alvin tidak mungkin datang .

Ketika Aku baru masuk ke dalam cafe . Semua gelap . Aku langsung berjalan ke arah luar . Tapi tiba – tiba , lampu menyala . Terdengar nyanyian dari atas panggung . Aku langsung mengambil tempat yang paling dekat dengannya

‘’ Dengan menatapmu saja aku merasa hilang

Apalagi bila nanti ku dapat menyentuh hatimu

Melayang aku .. Melambung tinggi

Tanpa pernah kau sadari

Kau buat jantungku terhenti

Kau adalah wanita terindah

Yang pernah ku temui

Kau luluhkan kau luluhkan aku

Saat menatap wajahmu

(*Wanita Terindah)

“ Lagu tadi saya persembahkan untuk pujaan hati saya .. Sivia .. “ Iel ngomong itu di depan cafe dan langsung ke bangku gw .. gila malu parah gw

“ Sivia .. Would you want to be my girlfriend . ? “

“ mmm .. yes i would .. “ kata ku mantap

“ thank you “ kata iel langsung memeluk ku . Aku malu banget pastinya

“ Ohhh .. so sweettt .. ciieee .. “ para pelanggan cafe itu menyoraki ku dan iel .

“ iel ! malu tau “ bisikku pelan pada iel .

“ biarin ah .. “ jawab iel santai . Aku pun melepas pelukannya .

“ Pulang yok beibh .. “ iakss .. iell !! gw jd jijik ama dia

“ iel ! jijik tau dengernya .. :p “

“ hehe .. ya udah deh .. sivia .. ayoo “ pasrah gw .. ngikut aj dehh ..

FLASH BACK OFF

Alvin .. lo dimana sih vinn ?? lirih ku di dalam hati . Pas selesai aku rapih – rapih ke sekolah , suara klakson mobil iel memanggilku . Aku pun pamit pada mama disusul oleh iel . Tak lama , kami sampai di universitas kami . Aku Masuk kelas dengan muka tekuk 18 (?) . Kembali seperti biasa . Ku buka buku biasa itu , sambil mendengar lagu . Samar – samar ku dengar suara iel dan shilla sedang berbicara

“ Shilla , gw pindah ke situ ya “

“ Ya udah deh .. namanya pasangan baru .. hehe “

Berarti ? aku duduk sama iel ?? entah bagaimana perasaan ku saat ini . Antara senang dan kurang senang . Senang karena aku sebangku dengan pasanganku . Tak senang karena aku takut tak bisa menulis – nulis lagi di buku ku karena takut ketahuan oleh iel . Baru saja aku berpikir . tepat ! iel tau . Dia memaksaku untuk menunjukan isi bukuku . Aku tidak mau . Iel marah padaku . Aku tidak perduli lagi.

“ Sivia !! Alvin siapa ? sini buku kamu ! aku pacar kamu ! kamu gk boleh main rahasia – rahasiaan sma aku !! “ astaga ! iel ! sikapnya jauh dari yang aku bayangkan .

“ Walau kamu pacar aku , kamu gk berhak ngatur – ngatur aku ! jangan pernah paksa aku ! atau kita putus ! . “ kata – kata itu keluar begitu saja dari mulutku . Aku langsung berlari ke arah toilet . Mencuci muka ku dan kembali ke tempat duduk ...

“ Angel , gw duduk disini yah .. “

“ Emang kenapa vi ? “

“ gw lgi bete aja .. pliss .. yah ngel ?? “ kataku dengan muka memelas pada angel.

“ ya udah deh .. J

Kebetulan angel duduk sendiri . Aku bisa berkenalan lebih jauh dengannya . Tiba – tiba saja , Shilla datang , ia meminta irva tukeran tempat duduk dengannya . Aku kira shilla akan marah kepadaku , tetapi

“ Gw gabung ya vi .. hehehe “ dia malah nyengir ! kacau ..

Tak lama .. Dosen kami masuk ke kelas kami .

“ Anak – anak ... Kita punya teman baru . Nak , sini masuk dan perkenalkan dirimu pada kami semua “

“ Baik pak ... Hey guys . My name is Alvin Jonathan Sindunata . You can call me Alvin . Saya pindahan dari Australia . Saya mohon bantuannya untuk beradaptasi disini “ katanya dengan logat inggris .

“ Oke . Alvin kamu duduk di bangku kosong samping meja Sivia . “ Kata pak duta sambil menunjuk ke arahku .

Aku yang tidak sadar . Langsung menulis di buku ku . “ Alvin . Lo dimana ? sekarang ada anak di kelas gw yang namanya alvin sama kayak lo ! bikin gw makin kangen sama lo vin .. :’( “ Jgerr ... aku sadar sekarang . Ku lirik Cowok itu diam – diam . Astaga ! dia gk jauh beda sama Alvin . Apa dia Alvin sahabat lama ku ? Perasaanku bimbang . Antara benci dan senang . ku lihat iel yang melihat Alvin dengan tatapan benci .

Tettt ..

Bel pulang sekolah berbunyi . Aku langsung menghampiri Iel yang sepertinya sedang berantem dengan Alvin .

“ Iel . Stop ! “

“ Sivia ! Pacar kamu itu aku ! bukan dia ! kenapa kamu bela dia sih ?? “

“ Karena aku gk suka kekerasan ! kalau gitu , kita putus sekarang !! J “ kata ku tersenyum sinis sambil menarik tangan alvin dan shilla . Alvin bengong dengan perlakuan ku padanya . Aku meninggalkan Alvin di depan gerbang Sekolah . Aku langsung melesat ke bukit tempat aku dan Alvin sering bermain bersama dulu . Aku melontarkan semua rasa kesalku di bukit itu . Aku menangis sekuat tenaga disitu . Hujan turun sangat deras . Aku tidak perduli lagi , sebab Aku sangat rindu pada alvin . Tiba – tiba , Aku merasa ada yang memelukku dari belakang pelukan yang membuat tubuhku hangat ditengah derasnya hujan .

“ Sivia .. Sahabat kecilku , maafin aku yahh .. aku udah lupa sama kamu tadi . Aku melihat kamu bukan seperti sivia lagi . Kamu tambah cantik dan dewasa . “ Katanya dengan nada menggoda . Ya , Alvin .

“ Enggak apa – apa kok vin .. aku udah maafin kamu .. aku kangenn banget sama kamu .. Kita ulang semua dari awal ya Vin ... “ kataku lembut sambil membalas pelukan Alvin . Alvin hanya mengangguk saja . Kami pun bermain bersama hingga malam tiba . Hujan pun sudah berhenti .

*Malam Harinya ...

Arrgghh .. Tiba – tiba saja , kepalaku terasa Sakit .. Sakittt sekali rasanya . Aku tak kuat . Aku pun pingsan di kamarku . Tanpa merasa ada darah yang keluar dari hidungku . Samar – samar ku dengar suara mama yang masuk ke dalam kamarku . Mama langsung menelpon papa dan membawaku ke rumah sakit . Setelah itu , aku tak tahu apa – apa lagi .

Tidak lama aku pingsan , aku terbangun . Ku lihat papa tertidur di sofa . Mama tidur di kursi yang berada di sebelahku sambil memegangi tanganku . Ku raih perlahan hp-ku yang ada di Meja tepat sebelahku . Hap . Dapat . Aku mengirim BBM kepada Alvin dan Shilla . Aku bosan , makanya aku menyuruh mereka untuk datang ke sini . Tiba – tiba mama terbangun . Mama kaget liat aku lagi asik BBM-an .

“ Sivia .. Kamu udah sadar nak ?? kok langsung mainan hp sih ? “

“ Heheh .. abis , via bosen ma .. Via ngajak Shilla sama Alvin buat kesini .. hehe .. Oh ia ma , Via sakit apa sih ma ? “ tanyaku pada mama yang bermaksud untuk mengalihkan pembicaraan .

“ Ohh .. ngg .. mmm .. ka .. kamu cu .. Cuma kecapean doang kok nak .. ia kecapean “ kata mama dengan nada tak pasti .

“ Oh .. aku udah pingsan berapa hari ma ? “

“ Cuma 1 Hari kok nak .. kemaren malam kesini .. Sekarang sadar . Kata dokter , kamu udah boleh pulang kok .. “ aku hanya diam . tak tau mau jawab apalagi .

Setelah agak lama menunggu , Shilla dan Alvin datang . Wajah mereka tampak khawatir . Shilla mendekat . dan ,

“ Ya Ampuunn .. My princess .. why are you ?? (*karinamode.on) “ Kata Shilla mendekat sambil menirukan gaya karina di Arti sahabat .

“ Pliss deh shill .. gw gk kenapa – napa kok .. bahkan gw udah mau pulang .. :p “

“ Astajim naga waga (?) ngapain lo nyuruh kita kesini kalau gitu via ... “ tanya shilla lagi .

“ hehe .. “ tunggu... Alvin kenapa diem aja ya ? dia Cuma ngeliatin gw dengan tatapan khawatir + sedih .. hmmm ??

“ Alvin .. di belakang lo ada cicakk .. “ kata ku dengan nada mengagetkan . Aku inget , Alvin takut ama cicak .

“ Hah ?? cicak .. ?? mana ... aaaa ... via .. help me ... i’m so scaryy “ halah .. halah .. Alvin .. Alvin .. -___- ..

“ hahahhahah .. huakakkak .. wkwkkw .. “ gw ngakak kgk nahan sumpah apalagi shilla .

“ Via .. lo tuh ya .. iseng banget sih “ kata Alvin sambil mencubit pipiku .

“ eh ia Vi , lo masih suka Permen karet gk ? “ Tanya Alvin tiba – tiba .

“ Mauuu .. “ kataku dan Shilla berbarengan ..

“ Nih shilla .. Ambil sendiri yah “ kata Alvin lembut . setelah shilla mengambil dan memakan permen karetnya , aku pun mengambil bagianku . Saat ku tarik ,

“ aaaaa ... Alvinn .. hiii .. itu kecoak .. hiii .. huss hus .. “ sial . Alvin mengerjaiku dengan permen karet kecoak . Aku langsung melempar permen karet itu ke lantai . Jelas aja . Aku paling takut + geli ama yang namanya kecoak

“ huakakakkakak .. Via via .. “ kata Alvin dan shilla bareng sambil ngakak .. beteee -____- oh ia , aku tau tinggal shilla . Ku Ambil BB ku , ku kirim BBM pada alvin yang isinya *Rahasia(:P) . Alvin dan aku bekerja sama . Shill , maaf ya .. haha

*nyett (?)

“ aaaaaaaaaaa ... kalajengking .. waaaaa ... nyokapp bokappp help mee ... iishhh .. hush hush .... sana lo kalajengking sialan ! .. huaaa ... Alvin .. tolonggin gw .. lo cakep dehhh .. baikk dehh .. iihhhh .. hushhh “ shilla terus berteriak – teriak membuat gaduh rumah sakit .

“ huakakakkakakakakkakakakakkakakakk .. “ tawa Alvin dan aku terdengar keras. Shilla menangis ternyata , hihihihi .. Shilla memang paling takut sama kalajengking dari dulu .

“ Jahat ya lo pada .. “

“ Kan biar impas Shill .. hahah “

“ ia juga ya .. ahahha “ kami pun tertawa bersama .

***

Aku sudah diizinkan untuk pulang kerumah sekarang . Aku pun pulang bersama Alvin dan Shilla . Di perjalanan , ku lihat sekilas , Seorang lelaki yang sangat menawan , ia keren n’ cool banget . Tapi , sepertinya aku kenal dekat dengannya .. Astaga , kenapa aku ini . Huh .. Ku lanjutkan perjalanan ku tanpa melihat lagi ke arahnya dan ..

*bruk ..

“ auuu .. lo tuh gimana sih .. jalan gk liat – li “ kata – kata ku berhenti di tengah jalan . Gila , cowok cakep tadi .. ?? oh my gorst ..

“ Sory yah .. sory banget , gw lagi buru – buru . Sini gw bantu . “ kata cowok itu dengan tampang bersalah sambil mengulurkan tangannya padaku . Aku terima saja . Dia putih , tangannya halus .

“ Eh , ia .. eng .. ga apa – apa kok hehe .. sory juga yah .. J “ aku menyunggingkan senyum manisku padanya ..

“ ia .. oh ia .. nama gw .. al .. eh Cakka .. Nama lo siapa ? “ cakka . Namanya keren , sama seperti orangnya J

“ Gw sivia , panggil aja via .. J

“ hmm .. salam kenal yahh .. Boleh minta no hp lo ? “ wew .. gila juga nih orang. Baru kenal langsung minta nope . Gpp lah , orang cakep . wkwkw

“ boleh .. catet ya .. 087********* “

“ thanks .. misi yah , bokap gw lagi gawat .. “

“ gw blh ikut liat ?? “

“ ya udah yokk .. “ dia berjalan di depanku aku mengikutinya dari belakang . Astaga , gw lupa . Shilla n’ alvin . gw kirim bbm ke Alvin aja deh , suruh kasih tau ke shilla . dah selesai . cepet kan ? sivia gitu loh :P

“ Siv , itu bokap gw dia kecelakaan pas mau ke rumah . gw takut kehilangan dia ..”

“ sabar yah cak .. lo berdoa aja , biar bokap lo sehat J “ lagi – lagi aku tersenyum menyemangatkan nya . Baru saja beberapa menit yang lalu berkenalan , kami sudah akrab sekali . hahayy~

“ kita shalat aja yuu .. lo muslim kan ? “

“ ia .. “ Aku dan dia pun menuju musholah untuk shalat bersama . Setelah shalat , Cakka tampak lebih tenang .

“ Gimana ? udah tenang kan rasanya ? “

“ alhamdullilah .. makasih ya vi .. J “ oh my God . Senyumnya .. Manis banget...

“ i .. ia .. sama – sama J

“ Vi , lo gk pulang ? udah malem loh .. “

“ hah ? mm .. ya udah deh , gw pulang dulu ya cak .. bye “

“ eh , siv .. “ katanya sambil langsung menahan tanganku .

“ ia ?? “

“ mau gw anterin ?? “ tanya nya lembut . masih memegang tanganku .

“ kalau g ngerepotin ,, “

“ ayok .. “ dia masih memegang tanganku . Aku diam saja , entah mengapa , aku merasa , genggamannya hangat . Kami berjalan ke arah parkiran . Kami berdua pun sampai di sebuah mobil .. Alphard . Setelah aku dan cakka naik ke mobil bagai seorang pasangan , cakka memerintahkan supirnya untuk jalan . Astaga cakka , tangan gw .. lepasin .. pliss .. gw deg – deg an banget nih .. huh .. pasrah deh .

“ eh , sory ya vi ,, “ katanya sambil melepas genggamannya .

“ iia .. gpp kok .. “

“ vi , ini kemana lagi ? “ aku pun memberi tahukannya arah jalan rumahku . Tak lama , kami sampai . Setelah cakka mengucapkan terima kasih begitu juga denganku , ia pergi .

***

Malam hari nya , aku masih tidak bisa tidur , aku masih memikirkan kejadian tadi siang . Aku pun menulis di buku diaryku

Dear diary ,

Hari ini , aku jalan sama cinta pandangan pertama ku loh . Aku gk sengaja tabrakan sama dia pas di rumah sakit . Dia langsung ngajak aku kenalan . Tapi , aku ngerasa , aku udah kenal gitu sama dia .. bahkan udah deket banget .. Oh God , thank for all . haha . udah dulu ya diary , aku gk tw mau ngmg pa lagi hehe ..

“ Tak bisa hatiku meragukan .. “ hp gw bunyi .. Dari nomor tak di kenal , gw angkat aja deh .

“ Hallo .. Selamat malem .. Ini siapa yah ? “ tanyaku lembut agar tak menyakiti hati si penelepon .

“ Malem juga . Gw cakka vi , yang tadi di rumah sakit , udah tidur ? “ astaga .. jantung gw langsung deg – deg an ..

“ oh .. engg .. ia .. belom kok .. ini baru mau tidur .. “

“ oh maaf yah ganggu .. ya udah deh .. good night sivia .. “ *degg .. tangan gw kaku , sumpah ,gw deg – deg an abis ..

“ gk kok .. good night juga cakka .. “ klik . Ku putus sambungan telepon bermaksud agar ia tak tau aku deg – deg an .

***

Esoknya aku masuk ke sekolah seperti biasa tapi , oh my God ... Kenapa nih mobil kagak mau nyala . aha .. untung ada motor scoopy gw di bagasi . Gw naik motor aja dahh .. Akhirnya gw kesekolah naik motor . Pas sampe di sekolah , Semua mata tertuju padaku . entah kenapa dan mengapa . Aku sunggingkan saja senyum manisku seperti biasa .

“ Viaaa .. naga astaga .. tumben lo bawa motor ? “ tanya shilla ketika aku melewatinya .

“ hehehe .. Abis , mobil mogok .. kgk mau nyala . naek motor wae .. :p .. udah ah , yok shill .. “ aku dan shilla pun berjalan ke arah kelas . di tengah jalan , tepat di depan ruangan bidang dokter juga , tetapi tingkatannya jauh lebih tinggi dari pada aku , ku lihat cakka dan seorang perempuan sedang mengobrol layaknya orang pacaran . Setelah meletakkan tas ku , aku pura – pura berjalan di depannya . Ia menarik tanganku .

“ Hai vi .. Kenalin ini pacar gw Agni “ katanya padaku sambil merangkul cewek tadi yang ternyata bernama agni . Degg .. hatiku sakit sekali . Rasanya , aku cemburu padanya.

“ Oh ia , hai ka agni .. Via ,, “

“ Agni J

J ka .. aku masuk kelas dulu yahh .. J “ pamitku pada ka cakka dan ka agni . mereka hanya mengangguk saja . Aku pun meninggalkan mereka . Ketika sedang berjalan , Oh my God , kepalaku . Sakit bangettt aaaaa... aku gk kuat dan *Bug . Aku terjatuh gk jauh dari kak cakka dan ka agni . Ketika bangun , aku sudah di rumah sakit . Aku gk tw kenapa bisa disini , di sampingku ada Alvin . Ku perhatikan mukanya . Kok jauh bedaaaa bangett sama Dia yang dulu .

“ Vi .. lo kenapa liatin gw kayak gitu sih “ katanya sambil memalingkan mukanya

“ tungguu tungguu kok muka lo beda sih vin ? tambah cakep aja “ kataku serius

“ apa sih vi , gw tau gw tambah cakep .. tpi , gk ush segitunya dong .. :P “

“ gk vin , serius .. lo beda jauhhhh bgt ama lo yang dulu “

“ apa sih vi .. gk ah ,.. “ aku terdiam

“ terserah lo deh .. Eh , Vi , ke taman yok .. gw pgn ngmg sesuatu sama lo n’ ini penting . “

“ Ayoo .. “ aku penasaran , jadi ngikut aja ..

***

Di taman , gw ngeliat cakka . Alvin ngajak gw hampirin cakka .

“ loh kok ? lo kenal ama dia vin ? ka cakka , lo kenal ama alvin ?? kalian ? “

“ vi .. gw mau jujur ama lo , sebenernya , gw itu alvin .. “ cakka memberhentikan kata – katanya

“ n’ gw cakka .. “ sambung alvin

“ apa sih maksud ini semua ? gw gk ngertii .. “ gw bener” gk ngerti sama semua’a .. alvin = cakka , cakka = alvin .. ?? yang mana yang bener sihh

“ maaf vi , selama 12 tahun ini gw gk pernah ngasih kabar sama lo .. Cakka saudara sepupu gw , karena gw fikir gw dan dia gk jauh beda , gw nyuruh dia buat pura – pura jadi gw karena .. “

“ karena apa cakk ?? “

“ karena gw .. gw takut ketemu lo vi .. gw takut gw makin jatuh cinta sama lo “

“ kenapa lo mesti takut vin ? “ aku menteskan air mata .

“ Karena ... gu .. gw udh di tunangin sama .. cewe yang gk gw sukainn .. L “ degg .. kepalaku kembali sakit .. gw tahan sesaat rasa sakit itu .. lama – lama aku bingung , kenapa kepalaku terus menerus sakit yah ?

“siapa vin .. siapa ?? :’( “ aku pun menangiss .. mengeluarkan semua ke sedihanku

“ Namanya Githa .. Dia cewek yang deket sama gw selama di ausie .. n’ kira – kira 3 atau 2 tahun lagi , gw .. bakal nikah sama dia .. L

“ lo .. ja .. hat vin .. ja .. hat .. “ perkataanku mulai terbata – bata . dan *bruk aku terjatuh .. darahku mengeluarkan darah .

Alvin P.O.V

Gw kaget Via langsung pingsan setelah gw jujur sama dia . Kenapa dia ? ada apa dengannya ?? aku rasa , dia gk pernah punya penyakit apapun .. tapi ,, Setelah dokter memeriksa Via , orang tua via datang dan berbicara secara pribadi . Setelah mereka berbicara ,

“ Tante , Om , sebenernya via punya penyakit apa ? “ tanyaku penasaran pada papa dan mama via .

“ Vi .. via punya penyakit kanker otak vin .. sejak ia kecil . Tapi , Via gk pernah tau . Dan sekarang , penyakitnya sudah stadium akhir . “ lirih mamanya via

“ hah ?? trus , sekarang gimana keadaan via tan ? apa kita udah boleh masuk ? “

“ Via .. Koma .. Hidupnya tergantung pada alat – alat itu . Dokter memperkirakan , umurnya hanya tinggal hitungan hari .. kalau kamu mau masuk , silahkan nak Alvin“

“ Tanpa basa – basi aku langsung masuk ke kamar Via . Aku menggenggam tangannya lembut , mengelus rambutnya dan berkata – kata

“ Vi .. Maafin aku yah .. Aku gk pernah Bikin kamu seneng , aku udah bikin kamu nangis dan seperti ini . Alvin sayangg banget sama via . Via bangun yah .. Via harus bisa bertahan demi aku , mama kamu , papa kamu , Shilla dan semua orang yang mencintaimu via .. Via harus kuat . Kita jalani semua dari awal yah vi . ayo vi .. bangun . Aku sangat mencintaimu via . Aku akan membatalkan pertunganku dengan Gita . Ayo Vi , bangun .. Aku mau kamu jadi pacar aku dan menjadi istriku . Kita lewati perjalanan hidup ini berdua . Ayo vi bangunn .. Semangat vi semangat .. Kalau saja aku bisa , aku akan mengorbankan nyawaku demi kamu vi . Kamu ingat , pas kamu berkata ‘ Vin.. alvin jangan tinggalin via yah .. Alvin disini aja sama via .. via sayang sama alvin .. Via juga janji via nggak akan tinggalin Alvin .. Via mau ngejalanin hidup ini dengan Alvin .. Alvin juga sayang sama via kan .. Alvin janji yah sama via .. ‘ itu tepat sehari sebelum aku pergi vi

FLASH BACK ..

Alvin P.O.V

Hari ini via ngajak gw ke bukit itu . Bukit yang sangat indah nan hijau . Gw datang jam 7 pagi . Pas nyampe , Via udah duduk disitu . Kami bermain hingga jam setengah tujuh sore . Melawati indahnya pagi , panasnya terik matahari dan matahari yang terbenam di ufuk barat . sebelum matahari terbenam ..

“ hahaha .. Vin , duduk sini dulu deh .. “ kata via sambil menarik tanganku

“ ya udah yok .. “

“ Vin.. alvin jangan tinggalin via yah .. Alvin disini aja sama via .. via sayang sama alvin .. Via juga janji via nggak akan tinggalin Alvin .. Via mau ngejalanin hidup ini dengan Alvin .. Alvin juga sayang sama via kan .. Alvin janji yah sama via .. “

“ iia via .. alvin janji .. “

***

Ketika akan tidur , mama memanggilku . Aku pun turun .. mama bilang , kami sekeluarga akan pindah ke australia karena papa di pindah tugas . Aku tidak mau , aku menolak sekuat tenaga ku . tapi , itu sudah wajib . Aku pun hanya pasrah . Via maafin aku . Kataku dalam hati . Kami berangkat malam itu juga . Setelah menitipkan surat untuk Via pada bibi , kami pergi dari rumah itu . Air mata ku turun deras . Itu berarti , aku tidak bisa bertemu via lagi , bermain ddengannya , melihat senyum manisnya , melihat wajah cantiknya dan mendengar suaranya yang merdu ..

Setelah 1 minggu di australia , aku menerima surat dari sivia yang isinya

Dear Alvin ,

Vin .. kenapa kamu pergi ninggalin via ? waktu itu kamu janji gk bakal ninggalin via tapi , Alvin jahat ! Via gk mau kenal lagi sama Alvin .. Via sayang banget sama Alvin kayak mama sayang sama papa . Via akan nunggu Alvin sampai kapan pun . Via juga Janji Via gk akan pernah tinggalin alvin

Salam , sahabatmu

Sivia

FLASH BACK OFF

“ Kamu masih inget kan Vi ? Ayo vi .. tepatin janjimu yahh .. Alvin akan selalu nunggu via disini . “ Astaga air mata Via menetes ? .

“ Ayo vi .. bertahan .. demi alvin .. “ Ku hapus perlahan air matanya .

***

Sudah 3 bulan via koma . Gw makin khawatir . Setiap liburan , gw habisin waktu di rumah sakit . Dan sekarang , gw lagi di perjalanan mau ke rumah sakit . Sampe di rumah sakit , Gw kembali genggam tangan Via . gk lama , tangan Via bergerak . Gw teriak memanggil Dokter .

“ Syukurlah ,, Keadaan sivia mulai membaik ,, Dia sudah siuman “

“ Aminn .. “

“ Baiklah , saya permisi dulu yah “

“ terima kasih dokter .. “

J “ dokter tersebut hanya tersenyum .

“ via .. “

“ Al.. vin ... “

“ ia vi .. aku disini .. ayo vi .. sadar ... “

“ Alvin .. aku gk mau .. aku gk mau pergi alvin .. aku mau disini sama kamu .. alvin..”

“ sssttt ... jangan banyak bicara dulu .. kamu bakal disini terus kok sama kamu .. “

“ Tapi , “

“ udah yah . kamu istirahat aja .. “

“ Vin , Aku koma udah berapa hari ? “

“ 3 bulan “

“ Hah ? 3 bulan ? “

“ ia vi ,, “

“ Sebenernya aku sakit apa sih Vin .. ? “

“ Ka .. kamu .. sa .. kit .. kank.. ker . ot,,tak .. vi “ kataku gugup

“ hahh ?? vin .. aku takut vin .. aku takut ... L

“ Via .. kamu tenang yah .. aku bakal selalu jagain kamu ko ... “ kataku lagi sambil memeluknya . Dia terdiam .. hanya terdengar isakannya .

“ baiklah .. aku rela kalau aku harus pergi .. “

“ Sssttt .. via .. kamu gk blh ngmg gtu dong .. kamu bakal sehat .. kita bakal jalanin semua berdua ... “

“ Vin .. Kalau aku pergi , kamu cari pengganti aku yah .. jangan nangis mulu .. cowok itu harus tegar “

“ Vi .. kamu inget kan kata – kata kamu waktu itu .. kita bakal selalu bersama menjalani semua hari – hari dalam hidup kita” aku tak dapat menahan air mataku lagi ..

“ jangan nangis dong vin ... Aku laper nih .. “

“ nih , kamu makan yah .. aku suapin .. “ aku pun menyuapinya dengan sesendok bubur . dan air putih .

“ Udah kenyang belom ? kalau belum , aku beliin lagi ke kantin rumah sakit . “

“ udah kenyang kok .. “

“ sekarang kamu minum obat .. “ setelah ku suapi obat, Via Tertidur . nyenyak sekali . Aku terus menjaganya . Kebetulan besok minggu. Aku tertidur di rumah sakit . Sampai pagi . Via terbangun . Tangannya masih ku genggam . Dia membelai rambutku pelan .

“ Selamat pagi alvin .. “ katanya menyapaku saat aku bangun .

“ Pagi juga via .. kamu udah enakan ? “

“ udah sembuh malahan .. J “ ia menyunggingkan seyum manisnya yang selama ini aku rindukan .

“ ohh .. Vi , sebentar lagi mama kamu dateng .. aku pulang dulu yah vi , mau mandi , nanti aku balik lagi deh .. eh itu mama kamu vi .. tante , alvin pamit mau pulang dulu ya tan ,, mau mandi .. hehee .. nanti alvin balik lagi deh .. “ kataku selembut mungkin .

“ ya udah .. hati – hati ya vin .. “ jawab mamanya via . aku hanya tersenyum dan meninggalkan rumah sakit itu . Aku pulang ke rumah . Mandi dan makan . Setelah itu kembali ke rumah sakit .

Tidak banyak waktu yang aku butuhkan untuk ke rumah sakit . Baru sebentar saja , aku sudah sampai . Saat di sana , aku melihat via sedang tertawa dengan cakka . Aku memang tak pantas untuknya . Tapi , aku tak langsung pergi dari situ aku mendengar percakapan mereka .

“ Cak , lo udah punya pacar belom ? “ tanyanya pada cakka

“ belom vi .. lo mau ngelamar jadi pacar gw ? “

“ Pengennya .. tapi , apa orang kayak gue pantes buat lo ? seorang yang penyakitan kayak gw .. gue gk pantes di cintai , karena gw Cuma tinggal nunggu waktu doang cak .. “ *jederr .. hati gw sakitt banget denger sivia ngomong gitu .

“ sssstt .. Via ,, lo gk boleh ngomong gitu vi .. Lo pasti bisa sembuh .. gw yakin .. “

“ gk cak .. nyawa gw tuh udah di ujung tanduk . “ Via meneteskan air matanya . aku sedih banget liatnya . Baru kali ini aku liat via nangis sampe segitunya .

“ Via .. via .. lo gk boleh ngomong kayak gitu dong .. gw gk mau ke hilangan lo . gw mau jujur ama lo . Sejak awal gw liat lo , gw suka sama lo vi . gw cinta sama lo . Saat lo nolongin gw dari Gabriel .. gw pengen banget lo jadi milik gw , lo mau kan vi “ *darrr .. hatiku bagaikan tersambar petir . ‘ ViA .. jangann vii .. ‘ teriakku dalam hati .

“ Gw gk pantes buat lo cak .. gw Cuma cewe lemah yang penyakitan . Sedangkan lo , lo perfect , lo punya segalanya . Lo bisa dengan mudah cari cewek lain yang sehat di banding gw ... gw “

“ Sssstt .. Via , gw gk suka lo ngomong kayak gitu . Gw nerima lo apa adanya , bukan masalah materi atau apa pun . Gw cinta sama lo vi .. “

“ Makasih ya cak .. :’) “

“ jadi , lo nerima gw vi ? “

“ ia J “ via ngangguk sambil senyum .. *jederr .. dunia bagaikan sudah kiamat . Sivia jadian sama cakka , sepupu gw . Ya Tuhan , Apa salahku ? . Aku langsung berlari sekuat tenagaku meninggalkan ruangan sivia . Setelah itu aku tidak mengetahui apa – apa masalah sivia dan cakka

Penulis P.O.V

3 minggu kemudian , Sivia sudah diizinkan untuk pulang . Sekarang sudah tanggal 14 februari , yaitu hari Ulang Tahun Sivia + hari Valentine di sekolah nya . Sekolahnya mengadakan pensi Valentine day . Sivia meminta Cakka untuk menyanyikan sebuah lagu yang menurutnya pas dengan suasana pikirannya . Cakka menurutinya .

Ketika tiba gilirannya , ia menyanyikan sebuah lagu sambil bermain gitar

“ Tak pernah terfikir olehku ..

Tak sedikitpun ku bayangkan ..

Kau akan pergi ..

Tinggalkan ku sendiri ..

Begitu Sulit Kubayangkan ..

Begitu Sakit ku rasakan ..

Kau akan pergi ..

Tinggalkan kusendiri

Di bawah batu nisan kini kau tlah sandarkan

Kasih sayang kamu begitu dalam ..

Sungguh ku tak sanggup ini terjadi ..

Karna ku sangat cinta

Inilah saat terakhirku melihat kamu ..

Jatuh air mataku menangis pilu

Hanya mampu ucapkan

Selamat jalan kasih

1 jam saja Ku telah bisa ..

cintai kamu kamu kamu di hatiku ..

namun bagiku melupakanmu ..

butuh waktuku seumur hidup ..

1 jam saja ku telah bisa sayangi kamu .. di hatiku

namun bagiku melupakanmu

butuh waktuku seumur hidup .. di nantiku

Woooo .. ou ooo ..

Inilah saat terakhirku melihat kamu

Jatuh air mataku menangis pilu

Hanya mampu ucapkan

Selamat jalan kasih

1 jam saja Ku telah bisa ..

cintai kamu kamu kamu di hatiku ..

namun bagiku melupakanmu ..

butuh waktuku seumur hidup ..

1 jam saja ku telah bisa sayangi kamu .. di hatiku

namun bagiku melupakanmu / lupakanmu

butuh waktuku seumur hidup .. di nantiku ( 2 kali ) “

Lagu itu di bawa oleh cakka dengan penuh penghayatan ..

Ia sampai menitikkan air mata ..

Ia datang ke tempat duduk Sivia .

“ Siv , keren kan .. siv ? “

“ Ia sayanggg ... kamu emang kerennn .. tapi , kok kamu nangis sih ? “

“ Aku takut kehilangan kamu .. Karena aku udah cintaaaa banget sama kamu .. “

“ Kan banyak cewek yang lebih sempurna dari aku .. contohnya shilla .. eh ia , udah lama banget aku gk liat Shilla , dia dimana cak ? kamu tau gk ? “

“ nggg .. a .. aku gk tau vi .. “ kata cakka gugup ..

“ Bentar deh gw telp dia .. “ kata sivia langsung menelpon shilla .

“ gk nyambungg .. shilla kemana sih .. gw kangen deh ama dia .. “

“ udahlah vi .. ntar kita cari shilla .. Acara udah selesai vi , kita pulang yok . “

“ ya udah deh .. ayo .. “ Sivia dan Cakka pun pulang . tapi , cakka tidak langsung mengajak sivia pulang . Ia mengajak Sivia ke sebuah taman , Taman yang tidak begitu indah . Sivia sangat takjub dengan hal itu . Ia rasa ini saat yang tepat .. Matahari akan terbenam ..

“ Cakka .. “

“ Ia .. sayang .. ?? kenapa ?? “ tanya cakka sambil mengelus rambut sivia .

“ Makasih yah .. kamu udah mau cinta sama aku apa adanya “

“ Sama – sama sayang J

“ cakka , “

“ iaa .. ?? “

“ Aku boleh tiduran di pangkuanmu gk ?? sambil menunggu matahari terbenam .. aku capek banget .. terlalu sibuk hari ini .. “

“ boleh dong .. apa sih yang gk buat kamu ?? Sini sayang .. “ cakka pun meletakkan kepala sivia di pangkuaannya . Sebelum berbaring , Sivia mencium pipi cakka .. Cakka menjadi malu sendiri ..

“ Itu bukti kalau aku sangat mencintaimu .. J “ kata Sivia sambil membaringkan badannya di pangkuan cakka .

“ aku juga cinta sama kamu .. J

“ Cakka .. Kalau Aku punya salah sama kamu , sering ngerepotin kamu n’ selalu bikin kamu kesel , aku minta maaf yah .. “ kata sivia (lagi) manja .

“ Apa sih kamu vi .. kamu gk pernah ngerepotin aku kok .. Aku juga udah maafin semua kesalahan kamu .. “

“ Mungkin , matahari terbenam itu akan menandakan kepergianku .. “

“ ssssttt .. aku gk suka kamu ngomong kayak gitu yah .. Aku yakin , kita bakal selalu bersama .. “ Kata cakka lembut sambil menempelkan Jari telunjuknya di bibir Sivia . Sivia duduk . Ia memeluk Cakka , Cakka membalas pelukannya . Kemudian melepasnya dan mencium kening Sivia . Setelah itu , Sivia kembali berbaring di pangkuan cakka .

“ Itu matahari terbenamnya .. “ kata cakka agak sedih ..

“ Indah banget yah cak .. “

“ Iaa .. kayak indahnya wajah kamu .. “

“ Cakka , sampai in salam sahabat aku sama Alvin , salam sayang aku sama mama dan papa , dan salam persahabatanku sama Shilla juga permintaan maaf ku pada semua teman – teman yah cak .. “

“ Kamu gk boleh ngomong gitu siv .. “ Sivia duduk , mencium pipi cakka memeluk cakka dan kembali tidur .

“ kamu kenapa siv .. ?? “

“ Aku cinta banget sama kamu cak .. Aku tidur dulu yah .. Selamat tinggal my lovely boy .. selamat tinggal dunia .. I love you cakka .. Always .. Forever .. J “ Cakka masih memandang matahari tenggelam .. Ia bingung kenapa sivia ngomong kayak gitu . Di tatapnya wajah sivia , matanya tertutup . Cakka panik setengah mati , ia coba dengar detak jantung sivia . Namun , tidak berdetak lagi . Cakka langsung menggendong Sivia ke mobil nya

“ Siv , tahan yah siv , tahan .. kamu pasti bisa .. demi aku vi .. “

“ Ayo vi tahan , dikit lagi kita sampe .. “ Ketika sampe , Sivia langsung di periksa dokter . Cakka yang masih panik langsung menelpon semua sahabat dan keluarga sivia . Dokter keluar ..

“ Keluarga Sivia .. “

“ Gimana keadaan anak saya dok ?? “ tanya mama sivia yang datang panik terburu – buru .

“ Maaf bu , kami sudah berusaha semaksimal mungkin . Tetapi , Anak ibu telah di panggil Allah . “ Kata dokter tersebut meninggalkan mereka semua .

“ Siviaaaaa.... “ Mama nya sivia teriak histeris ..

“ Via .. kamu bilang , kamu sayang sama aku .. kamu cinta sama aku .. bangun vi .. bangun .. ayo vi bbangunnnnnn ... “ cakka teriak di depan jenazah via .

Pemakaman berlangsung dengan di banjiri air mata . Namun berjalan lancar. Cakka masih tidak terima dengan kepergian Sivia ..

“ Siv , aku gk mau kehilangan kamu siv .. “ kata cakka melamun di balkon rumahnya .

“ Cakka .. “ sapa suara itu lembut .

“ Siapa kamu ? aku gk butuh orang lain selain Sivia .. Aku gk mau kehilangan dia . aku .. “

“ sssttt .. kamu gk boleh gitu Sayang , aku bakal selalu ada buat kamu kapan pun , dimana pun , dan sampai kapan pun “

“ si .. sivia ?? kamu sivia... ?? Siviaa ..... “ cakka berteriak dan langsung memeluk sivia .

“ Kamu gk bisa meluk aku cak , karena aku hanya arwahnya sivia saja .. “

“ Siv , kenapa kamu tega ninggalin aku siv ?? kenapa ?? kenapa kamu pergi ?? aku gk bisa hidup tanpa kamu .. aku gk mau kehilangan kamu .. “

“ Itu memang takdir aku cak , kita tidak di takdirkan untuk bersama .. kotak ini untuk kamu cakka , kamu buka setelah aku pergi yah ..

“ Gk .. kamu gk boleh pergi lagi .. “

“ Cakka .. Kalau kamu memang cinta sama aku , kamu harus ngerelain aku cak , biar aku bisa tenang di alam sana . Suatu saat nanti kita pasti bisa bertemu deh”

“ Tapi siv , “

“ sstt .. oh ia , kamu juga harus cari pengganti aku ya sayang , banyak cewek – cewek cantik yang suka sama kamu kan ? “

“ Tapi mereka beda jauh sama kamu vi ... Gk ada satupun dari antara mereka yang sama kayak kamu .. “

“ Pokoknya , aku gk mau liat kamu nge jomblo .. Aku mau kamu cari pengganti aku secepat mungkin .. Kalau kamu sayang sama aku , lakuin itu . Aku yakin , perlahan , kamu pasti bisa menemukan penggantiku . Udah dulu yah beibh .. Waktu aku udah habis ... “

“ Baik lah Hunny .. kalau itu mau mu .. aku akan mencari penggantimu .. “

“ Gitu dongg .. baru itu namanya Hunny Bunny Sweety Baby ku .. hahah bye .. muach .. Cintaku menyertaimu .. J “ arwah sivia pun lenyap perlahan . Membangunkan Cakka dari mimpinya . Ternyata cakka hanya bermimpi . Tetapi , box yang diberikan sivia itu ada di sampingnya . Ia membuka box itu . Box berbentuk hati berwarna pink . Berisi Kalung bertuliskan S Y C , Sebuah buku diary Pink , Ukiran bertuliskan “ Sivia Love Cakka .. Cakka Love Sivia forever n’ Always “ Dan sebuah amplop berisikan foto – foto sivia dan cakka . Cakka menangis melihat semua itu . Ia berjanji . Ia akan membahagiakan Sivia dengan mencari penggantinya . J

~ T A M A T ~

Mau tau isi diary sivia ? Simak di dalam cerita selanjutnya “ Diary Sivia “

Penulis mengucapakan . Terima kasih telah membaca .

Mohon maaf jika masih bnyk kekurangan .